SEA-UK Symposium on Area Studies: Roundtable Discussion and Closing Session

Rawaaopakonsel.ac.id, Andoolo – The SEA-UK Symposium on Area Studies will run a session namely “Roundtable Discussion and Closing Session”, bringing together a diverse group of scholars, policymakers, and practitioners from Southeast Asia and the United Kingdom ( 3 July 2025: 12.30 London). The symposium conducted through collaboration SEAAM, Universitas LIA, University of South Wales, and Dublin City University, with a partnership with Universitas Muhammadiyah Barru, and Institut Agama Islam Rawa Aopa Konawe Selatan.

This final segment of the symposium served as a critical platform for synthesizing the insights gleaned from earlier sessions, fostering cross-regional dialogue, and charting future directions for Area Studies.

Participants engaged in a robust exchange of ideas, reflecting on the evolving landscape of academic inquiry into Southeast Asia and the UK, and exploring the interconnections between these regions in a globalized world.

The Roundtable Discussion explores key themes that emerged throughout the symposium, including the challenges and opportunities in interdisciplinary research, the role of Area Studies in addressing contemporary global issues such as climate change and geopolitical shifts, and the importance of fostering collaborative research networks.

Experts shared their perspectives on methodologies, ethical considerations, and the practical applications of Area Studies knowledge. The discussion highlighted the necessity of moving beyond traditional disciplinary silos to embrace more integrated approaches that can provide nuanced understandings of complex regional dynamics.

The Closing Session provided an opportunity to summarize the symposium’s achievements and outline actionable recommendations for future collaboration. Speakers emphasized the value of sustained partnerships between academic institutions in Southeast Asia and the UK, advocating for joint research projects, student and faculty exchanges, and the co-creation of knowledge.

The session concluded with a shared commitment to strengthening Area Studies as a vital field for promoting mutual understanding, informing policy, and contributing to sustainable development in both regions and beyond.

IAI Rawa Aopa Konawe Selatan Membahas Program Sekolah Pemerintahan Desa: Wujudkan Tata Kelola Desa yang Profesional dan Akuntabel

Rawaaopakonsel.ac.id, Andoolo – Institut Agama Islam (IAI) Rawa Aopa Konawe Selatan hari ini membahas Program Sekolah Pemerintahan Desa (Kamis, 3 Juli 2025). Peluncuran ini menandai komitmen kuat IAI Rawa Aopa dalam mendukung pembangunan desa yang berkelanjutan dan tata kelola pemerintahan desa yang profesional serta akuntabel di wilayah Konawe Selatan.

Program Sekolah Pemerintahan Desa merupakan inisiatif strategis yang dirancang untuk membekali para kepala desa, sekretaris desa, bendahara desa, dan seluruh aparatur desa dengan pengetahuan, keterampilan, dan wawasan yang komprehensif terkait administrasi pemerintahan, pengelolaan keuangan, perencanaan pembangunan, serta pelayanan publik di tingkat desa.

Ismail Suardi Wekke, Komite Saintifik SEAAM yang juga bagian dari Tim Kerja Akselerasi Teluk Bone, dalam rilisnya menegaskan pentingnya program ini. 

“Desa adalah ujung tombak pembangunan nasional. Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia di tingkat desa harus terus ditingkatkan. Program Sekolah Pemerintahan Desa ini hadir sebagai jawaban atas kebutuhan mendesak untuk menciptakan aparatur desa yang cakap, berintegritas, dan mampu menjalankan tugasnya secara profesional demi kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Program ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan, meliputi pelatihan intensif, lokakarya interaktif, dan pendampingan berkelanjutan. Materi yang akan disampaikan mencakup berbagai aspek penting. Peserta akan diberikan pemahaman mendalam tentang Regulasi dan Kebijakan Desa, termasuk Undang-Undang Desa dan peraturan turunannya, memastikan mereka cakap dalam aspek hukum dan tata kelola desa. 

Selanjutnya, mereka akan dibekali teknik Perencanaan Pembangunan Desa melalui penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) yang partisipatif.

Aspek krusial lainnya adalah Pengelolaan Keuangan Desa, di mana peserta akan mempelajari pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang transparan dan akuntabel, serta pengelolaan aset desa secara efektif. Materi Administrasi Pemerintahan Desa akan mencakup tata kelola administrasi surat-menyurat, kearsipan, dan sistem informasi desa yang modern. 

Tidak hanya itu, program ini juga fokus pada peningkatan kualitas Pelayanan Publik Dasar kepada masyarakat, termasuk mekanisme aduan dan resolusi konflik. Terakhir, peserta akan dilatih untuk Pengembangan Potensi Desa, meliputi identifikasi dan pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemberdayaan masyarakat untuk mencapai kemandirian.

Ketua Dewan Pembina IAI Rawa Aopa Konawe Selatan, Al Asri, S.Pd.I., M.M, optimis bahwa melalui program ini, aparatur desa akan memiliki kapasitas yang mumpuni untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang pembangunan. Dengan demikian, diharapkan tata kelola pemerintahan desa akan semakin efektif, efisien, transparan, dan partisipatif, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup masyarakat desa.

“Kami mengundang seluruh aparatur desa di Konawe Selatan untuk bergabung dan memanfaatkan kesempatan emas ini. Mari bersama-sama membangun desa kita menjadi lebih maju, mandiri, dan sejahtera,” tambah Al Asri.

Program Sekolah Pemerintahan Desa ini juga diharapkan dapat menjadi wadah kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan dan program yang relevan dengan kebutuhan desa. 

Keberhasilan program ini akan menjadi tonggak penting bagi peningkatan kapasitas pemerintahan desa, tidak hanya di Konawe Selatan, tetapi juga sebagai model bagi daerah lain di Indonesia.